Dear Enemy


Judul: Dear Enemy
Tebal: 380 halaman
Pengarang: Jean Webster
Penerbit: Penerbit Atria
Haega: IDR Rp 39.900,00


Ringkasan

Judy Abbott sudah hidup bahagia dengan Jervis Pendleton dan anak perempuan mereka, si Judy cilik. Namun, dia tidak melupakan tempat dia dibesarkan dulu: PANTI ASUHAN JOHN GRIER. Oleh karena itu, dia meminta teman baiknya, Sallie McBride untuk mengurus panti.

Pada awalnya, Sallie berpikir Judy telah menjerumuskannya, tetapi ternyata dia malah jatuh cinta pada anak-anak asuhnya. Maka diapun mulai melakukan berbagai perombakan besar-besaran di Panti Asuhan John Grier.

Perjuangan dibantu oleh beberapa orang kepercayaannya, termasuk oleh si dokter temperamental nan menyebalkan yang dia cap sebagai MUSUH. Meski perbedaan mereka begitu mencolok sehingga nyaris saling memusuhi, mereka sama-sama menyayangi anak-anak dan ingin membuat Panti Asuhan John Grier menjadi tempat yang lebih manusiawi untuk dihuni.

Kesan
Dear Enemy merupakan sekuel novel karya Jean Webster, Daddy Long Legs. Bersetting di pedesaan Dutchess County, New York, di awal abad ke-20. Mengisahkan sahabat karib Judy Abbott, Sallie McBride yang seorang sosialita, ditawari pekerjaan sebagai superintendent di Panti Asuhan tempat Judy Abbott dulu tinggal. Di situ, Sallie McBride yang pertama kali bertaruh bahwa dia tidak akan tinggal lama mengurus anak-anak panti, justru merasa tertantang untuk mengurusnya dan melakukan banyak perubahan. Dimulai dari asupan udara segar, bertambahnya jadwal mandi, beragamnya menu makan, dll yang tentunya mendapat tentangan dari pihak panti.

Jean Webster juga menyinggung sedikit tentang pilihan hidup perempuan yang sangat berbeda. Helen Brooks adalah teman Sallie. Setelah lulus kuliah dia menikah dengan Henry yang sempurna dalam segala hal—berasal dari keluarga yang baik, bermoral baik, memiliki posisi finansial yang baik, dan memiliki tampang yang baik pula. Sayangnya pernikahannya tidak berjalan lancar. Keduanya menemukan bahwa mereka tak saling cocok dan kemudian bercerai. Berbeda dengan Judy yang pernikahannya dinilai Sallie sangat sukses dengan Jervis.

Perhatian terhadap cara merawat panti berikut anak-anaknya dituangkan secara apik. Perawatan untuk kebutuhan sosial spiritual dianggap penting. Webster membuat novel dengan tema yang intens namun disajikan dengan cara yang lucu dan mudah dicerna.

How Beautiful She & Him Music Video

You know guys I really love She & Him country folk tunes. Have you listened to their albums? I can't wait to listen their third album. Meanwhile you can check the singles and its music videos from second album, Volume Two. In my opinion, She & Him music videos are really interesting. Check these out! Enjoy the dance which they do in In the Sun and Don't Look Back are able to make my body shaking.

First single

Second single

Third single



Thanks to:
1. She & Him official website for video documentary

The Boat: Kanibalisme di Atas Sekoci


Judul Asli  : The Boat: Singapore Escape - Cannibalism at Sea
Tebal        : 128 halaman
Pengarang : Walter Gibson
Penerbit    : Elex Media Komputindo

Ringkasan
Pada tanggal 1 Maret 1942, kapal uap Belanda Rooseboom yang berbobot 1.000 ton dan mengangkut 500 orang pengungsi Singapura yang sedang diduduki Jepang—sebagian besar orang Inggris, berlayar dari Padang, Sumatera menuju Ceylon (sekarang Sri Lanka). Dalam separuh perjalanan menuju keselamtan, kapal ini diserang oleh torpedo dan karam di tengah Samudra Hindia. Di tengah kengerian dan kebingungan, hanya satu sekoci yang diluncurkan. Perahu penyelamat itu dirancang untuk mengangkut 28 orang, tapi kini dijejali 135 orang yang berusaha menyelamatkan diri.

Selama 26 hari, sekoci itu terapung-apung di Samudra Hindia. Selama 26 hari pula, kanibalisme, pembunuhan, kepahlawanan, dan pengorbanan diri mengapung bersamanya. Saat sekoci akhirnya kandas di Pulau Sipora di sekitar Kepulauan Mentawai, hanya empat orang yang selamat, yaitu dua pelaut Jawa, seorang gadis China bernama Doris Lim, dan Walter Gibson dari Pasukan Argyll and Sutherland Highlander, Skotlandia. The Boat adalah kisah sejati Walter Gibson, dari peristiwa mengerikan itu. Dia menangkap secara gamblang trauma mental, derita fisik, dan keputusan untuk membunuh atau dibunuh. Tapi yang terpenting adalah, tekad untuk tidak mati sia-sia.

Kesan
Ceritanya membuat kita tak habis pikir hal-hal yang tak masuk akal itu nyata. Lingkungan, keadaan, orang-orang pun mempengaruhi kelakuan manusia. Manusia diubah dari berperikemanusiaan menjadi sebaliknya.

Walter Gibson menulis secara runtut tentang bagaimana suatu peristiwa bisa terjadi dan akibat apa yang ditimbulkan. Gibson juga bernostalgia dengan kenangan bersama teman-temannya dari pasukan Argyll selama enam minggu di hutan.

The Boat merupakan “buku harian” bersejarah seorang Walter Gibson tentang perjuangan hidup.

Tentang Pengarang
Lahir tahun 1914, Walter Gardiner Gibson mendaftarkan diri sebagai prajurit muda pasukan Argyll and Sutherland Highlander, Skotlandia. Bersama Batalion ke-2 mereka, dia dikirim ke Asia, dan berdinas di India, China, dan Malaya selama tujuh belas tahun.

Pengalamannya yang luar biasa selama Perang Dunia II antara lain adalah bertempur dalam Perang Slim River, melarikan diri melintasi hutan di Malaya, dan bertahan hidup di atas sekoci selama 26 hari di tengah-tengah kanibalisme, keputusasaan, dan pengkhianatan.

Lalu, selama dua tahun, dia menahan derita di kamp tawanan perang milik Jepang di Medan, sampai akhirnya dibebaskan di Singapura pada tahun 1945. Sering digambarkan sebagai sosok yang bersemangat, dia menuliskan pengalaman-pengalamannya dalam dua buku, The Boat dan Highland Laddie.

Setelah meningggalkan Angkatan Darat, dia pindah ke Ontario, Kanada, bersama keluarganya. Prajurit, tawanan perang, dan pengarang Walter Gibson, meninggal dunia pada tanggal 24 Maret 2005, dalam usia 90 tahun.



Thanks to:
1. Amazon for the picture