Hayden Panettiere - Lindsay Lohan - Lily Allen
Pernah punya keinginan bertato? Saya pernah. Saya dulu ingin sekali membuat tato bergambar bunga atau kupu-kupu di punggung tangan kanan saya memakai tinta warna putih. Jarang ya orang yang ingin membuat tato dengan tinta warna putih. Tapi saya memang ingin begitu. Keinginan tersebut tak pernah terealisasi karena beberapa alasan.
Alasan pertama yang menghalangi saya bertato adalah sangat tak biasa di keluarga saya salah seorang anggota keluarganya bertato. Ditambah lagi (memang) tidak ada keluarga yang bertato. Kalau alasan pertama ini tidak ada, maka berarti saya adalah penerus keluarga saya (yang bertato) itu. Alasan kedua adalah saya yakin saya akan cepat bosan dengan gambar tato saya. Saya berandai-andai saya pasti akan butuh waktu yang cukup lama untuk memilih gambar apa yang cocok untuk “diabadikan” di kulit saya sampai tua. Saya ini memang mudah bosan dengan sesuatu. Contohnya banyak. Bagi yang follow saya di Twitter pasti tahu saya sering gonta-ganti gambar profil dan background. Mungkin sudah sekitar sepuluh kali atau lebih gambar profil atau background saya ganti (dibanding dengan teman-teman saya). Contoh lain saya juga pernah memotong rambut setiap tiga bulan sekali dengan model rambut yang sama. Kalau ini saya akui saya bukan bosan karena model rambutnya, tapi lebih pada ada tidaknya kegiatan yang akan saya lakukan di suatu hari. Sehingga jika tidak ada suatu kegiatan maka saya akan pergi ke salon untuk potong rambut.
Alasan ketiga saya tidak bertato adalah saya masih takut dengan segala resiko keamanan selama proses penatoan. Yang saya maksud dengan keamanan di sini adalah jarum suntik, tinta tato, keadaan subyek yang akan ditato, dll. Tetapi alasan utama saya tidak bertato adalah “Allah melaknat wanita penyambung rambut dan yang disambung rambutnya,wanita pembuat tato dan yang bertato,” Bukhari, Muslim, Tirmidzi.
Alasan Orang Menato & Menghapus Tato
Berdasakan penelitian yang dilakukan di suatu klinik dermatologi di Arizona, Colorado, Massachusetts, dan Texas didapatkan beberapa hasil alasan orang menghapus tato. Mereka yang datang di klinik tersebut mempunyai rentang usia 14 sampai 73 tahun, menato tubuhnya dengan alasan merasa unik (44%) atau karena kebebasan (33%) atau karena ingin mempunyai pengalaman hidup (28%).
Faktor utama mereka menghapus tato adalah karena menjadi lelah (38%), karena telah tumbuh dewasa (66%), mempunyai keinginan untuk menyembunyikan tato (67%), dan karena mendapat komentar dari orang lain yang sangat penting baginya (32%). Untuk lebih jelasnya silakan klik di sini.
Sedikit “Hitamnya” Tato
Tahu pesepak bola Karl Fredrik Ljungberg kan? Pesepak bola yang dulu sangat aktif ini menderita migrain secara tiba-tiba dan tanpa sebab yang berkepanjangan. Tak tanggung-tanggung terkadang dia merasa sakit sampai dua minggu. Tim dokter membutuhkan waktu lebih dari setahun untuk menemukan penyebab penyakit yang diderita Ljungberg. Pada Mei 2005 tim dokter akhirnya bisa melacak penyebab migrain berkepanjangan itu. Ternyata Ljungberg keracunan tinta tato yang ada di tubuhnya. Ljungberg yang mengoleksi tato panther di sisi kanan dan punggungnya itu menurut tim dokter menderita alergi tinta tato. Alergi ini menimbulkan reaksi pada kelenjar getah bening yang ada di pinggang, sehingga menyebabkan peradangan pada jaringan syaraf. Syaraf yang terganggu inilah yang memicu migrain.
Lain cerita dari seorang remaja berasal dari Burlington, Vermont, Amerika. Dia menderita penyakit yang lebih buruk dari Ljungberg. Pemuda ini divonis mengidap penyakit yang berbahaya dan belum ada obatnya, yakni systemic lupus erythematotus (Lupus). Dia tertular melalui jarum tato yang tercemar virus.
Mereka yang gemar merajah tubuh memang beresiko tinggi terserang penyakit. Merajah berarti melukai badan. “Dari luka inilah lazimnya banyak bibit penyakit yang masuk ke dalam tubuh,” ujar Dr. Irma Bernadette Simbolon, dermatovenereulogist (dokter ahli kulit) dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Rasa sakit yang dirasakan sejak awal ketika jarum tato ditusukkan ke kulit menjadi awal kulit terinfeksi berbagai penyakit. Jika sudah terinfeksi maka korban akan mengalami demam tinggi.
Jadi, berdasarkan beberapa fakta di atas, saya ciutkan nyali saya bertato. Takut sakit, takut berdosa. Goodbye tato!!! You're interesting, but you're also a dangerous thing.
tapi entah, di luar alasan agama...
BalasHapussaya sebenernya sangat suka cewek ber-tattoo :p