All the Fun Things Become One

Liat Anjing Orang-Orangan Sawah di Bioskop (12/06)

"Howdy? Wah, wah sepertinya memang sudah adat kalau menjelang Ujian Akhir Semester (UAS) dosen nimpuk mahasiswa sama tugas-tugas segapruk. Contohnya, saya sudah diberi tugas sebagai tugas akhir sama dosen sebelum UAS. Ada dosen A yang memberi tugas observasi-presentasi dan dosen B yang memberi tugas ngrekap ulang nilai-nilai dua sekolah. Okelah cuma dua tugas. Tapi tugas-tugasnya gampang-gampang susah. Masih ditambah ketidaksinkronan info sumber tugas. Harus telaten dan teliti. Komplit! Untungnya semester ini ada minggu tenang sebelum UAS. Dua minggu, tapi jadwal resminya sendiri sebenarnya cuma satu minggu. Lumayan untuk bikin tugas yang sepertinya bakal selesai dalam hitungan hari.

Meanwhile, minggu kemarin sebagian besar mata kuliah sudah selesai. Jadi sewaktu weekend saya dan temen-temen sepakat main buat sedikit nge-refresh pikiran. Mumpung ada waktu. Tempat tujuan yang langsung kepikiran waktu itu GRAND 21. Jauh hari sudah ngecek jadwal bioskop, mata langsung terpaku pada dua pilihan: Hachiko sama Alice in Wonderland. Berdasarkan berbagai pertimbangan, si anjing yang menang. Kenapa malah si anjing bukan dunia fantasi? Padahal saya sendiri pada dasarnya suka film yang bergenre fantasi. 

 

Hachiko. Kenapa Hachiko? Alasan paling kuat adalah mungkin karena setelah dipikir-pikir Alice in Wonderland ceritanya begitu (dari semua remake garis besar ceritanya sama). Pemikiran ini didukung komentar temen yang sudah ngecek, "Alice in Wonderland cuma bagus grafiknya." Pada akhirnya liat Hachiko is nothing to lose. Walau Alice in Wonderland sama Hachiko sama-sama masuk Trending Topic (TT) di Twitter, sama-sama dapet acungan jempol, plus masing-masing punya daya tarik tersendiri dibanding yang lain, Hachiko FTW! Lihat film di bioskop memang harus pilih-pilih kalau uang tiket nggak mau terbuang percuma.
........."

Tulisan di atas adalah tulisan yang sudah saya siapkan sebelum membuat postingan ini. Dan tahukah sodara-sodara apa yang akhirnya saya dan teman-teman tonton di bioskop? Tak lain dan tak bukan adalah Messengers 2! Sungguh jauh dari perkiraan.


Saya tak mengira tiga dari empat film yang saya cek sebelum pergi ke Grand 21 ternyata sudah diganti dengan film lain. Salah satunya Messengers 2 yang pada akhirnya saya tonton with no passion karena sudah dapat sedikit bocoran tentang alur ceritanya dan saya tidak tertarik at all.


Messengers 2 merupakan sekuel dari The Messenger yang pada prekuelnya dibintangi oleh Kristen Stewart. Messengers 2 bercerita hampir sama seperti pada film sebelumnya yaitu kutukan yang terjadi akibat memasang scarecrow (orang-orangan sawah yang digunakan untuk menakuti burung gagak) di ladang jagung. Saya pribadi berpendapat bahwa film ini monoton.
Tetapi lepas dari kekecewaan saya karena film yang kita tonton berubah, kami semua mendapat hiburan. Film, lunch, dan tentu saja pikiran yang labih segar karena teralih sejenak dari hal-hal kekampusan.

Permisi, Permisi! (14/06)

Petugas TIKI:
Permisi! Permisi!

Saya:
*tidur*

Petugas TIKI:
Permisi! Permisi!

Saya:
*mulai bangun tapi masih 50%*

Petugas TIKI:
Permisi! Permisi! PAKET!

Itu tadi sepenggal kejadian yang terjadi Selasa, 14 Juni ini. Ceritanya saya doing nothing at home gara-gara tidak ada kegiatan berarti yang bisa dilakukan. Cuma browsing, utak atik layout blog, log in Facebook (untuk kemudian di-log out). Sekitar pukul 11:00 saya offline dan merasa sangat bosan. Akhirnya tiduran di kamar. Detik selanjutnya saya ketiduran dan terbangun karena kejadian di atas. Saya harus berterima kasih kepada Allah SWT yang telah memberi saya pendengaran yang bagus sehingga ketika saya mendengar kata ”paket” saya langsung sadar pasti hadiah buku dari Penerbit Atria sudah datang.


Knock Three Times adalah buku kiriman Penerbit Atria untuk saya karena telah memenangkan undian. KTT bercerita tentang petualangan Molly dan Jack bersama bantalan labu hadiah ulang tahun Molly yang berubah menjadi labu ajaib. Labu itu membawa Molly dan Jack ke tempat di mana labu ajaib itu amat ditakuti. Buku karya Marion St. John Webb ini berkategori sebagai buku non-fiksi yang saya sedang sukai.

Knock Three Times akan menemani saya selama di minggu tenang di rumah yang saya harus nikmati selama kira-kira empat minggu karena jadwal UAS diundur.

Cooking with Grandma (17/06)

Saya sedang ingin menambah daftar masakan yang bisa saya buat. Gurunya siapa lagi kalau bukan nenek saya sendiri yang jago masak. Masakan yang pernah saya dan nenek buat bersama memang baru dua, paklay sama puyunghai ini. Masak bersama nenek terasa beda dibandingkan denagn masak bersama mama. Nenek saya lebih membebaskan saya bertanggung jawab terhadap hasil masakan yang saya buat. Salah tak mengapa. Kita belajar dari kesalahan.

Hasil puyunghai kita? This is it! Puyunghai a la Chef Pingkan (:

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Hello there! Thanks for dropping by and commenting. I read every comment I receive and try and answer them all as long as they are appropiate (spam, rude language, or other content unrelated to the post will be deleted).
Have a nice day!

Pingkan